Penyakit gula atau diabetes merupakan penyakit yang akan disandang penderitanya sepanjang hidup. Sebetulnya, untuk mencegah atau setidaknya menunda penyakit diabetes bisa dilakukan dengan mengenali sindrom X. Sindrom X merupakan kumpulan keadaan yang timbul ketika terjadi resistensi insulin, kata spesilis gizi klinik, dr Andry Hartono pada acara seminar tentang terapi diabetes di Yogyakarta, akhir pekan lalu.
''Sindrom X atau sindrom metabolik ini mungkin sudah terjadi beberapa tahun sebelum ia dinyatakan menderita diabetes,'' ungkapnya. Umumnya sindrom X mulai terjadi pada usia dewasa pertengahan (sekitar 35 tahun sampai 40 tahun) di antara populasi penduduk yang memiliki kecenderungan untuk menderita penyakit ini. ''Kecenderungan itu terdapat pada diri seseorang bilamana ada sejumlah faktor risiko,'' tuturnya. Faktor risiko ini ada yang bisa diubah dan ada yang tidak bisa diubah. Yang tidak bisa diubah antara lain pertambahan usia, keturunan (genetik), dan jenis kelamin. Sedangkan yang bisa diubah meliputi kegemukan, pola makan yang salah, kurang gerak, kehidupan yang stres, penggunaan substansi yang merugikan kesehatan seperti konsumsi alkohol, rokok atau obat-obatan yang efek sampingnya berpotensi menaikkan gula darah seperti kortikosteroid. Menurut Andry, semua faktor tersebut dapat menimbulkan sindrom X yang kemudian diikuti oleh kenaikan yang permanen kadar gula di dalam darah. Di samping itu, ada ungkapan pula yang mengatakan ''kandungan gula yang tinggi dalam makanan dapat menjadi awal penyakit gula, kandungan gula yang tinggi dalam darah dapat menjadi akhir penyakit gula.'' Andry mengutip dari buku Data from Diabetes Mellitus edisi ke-8 (1980) yang menyebutkan bahwa 80 persen diabetisi (penyandang diabetes) memiliki tubuh gemuk dengan perut yang buncit (lingkaran perut pada laki-laki melebihi 90 cm dan pada wanita melebihi 80 cm). ''Karena itu kegemukan perut dapat dijadikan sebagai salah satu tanda adanya resistensi insulin,'' katanya. Pada keadaan resistensi insulin tersebut diperlukan lebih banyak insulin agar darah bisa masuk ke dalam sel. Keadaan ini akan membuat kadar insulin meningkat untuk mengimbangi resistensi insulin. Padahal, insulin juga berkaitan dengan pembentukan lemak tubuh (lipogenesis). Karena itu, penyandang sindrom X akan bertubuh gemuk, karena darahnya banyak mengandung insulin. Penumpukan lemak yang berisiko ke arah diabetes akan terjadi bukan hanya di dalam jaringan bawah kulit di daerah perut, tetapi juga di sekeliling organ-organ yang ada di dalam perut. ''Sehingga tubuh diabetesi berbentuk buah apel,'' ungkap Andry. Komponen sindrom X lainnya adalah toleransi gula terganggu (TGT). Bila diagnosis diabetes ditegakkan pada hasil pemeriksaan gula puasa yang melebihi 126 mg/dl. TGT didiagnosis pada mereka yang kadar gula puasanya antara 110 mg/dl-126 mg/dl. Kenaikan kadar trigliserida yang melebihi 150 mg/dl dan penurunan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik) hingga kurang dari 45 mg/dl, juga merupakan salah satu keadaan dalam sindrom X. Pada keadaan ini mungkin kadar kolesterol yang jahat (LDL kolesterol) belum meninggi. Keadaan lain mungkin munculnya protein dengan jumlah mikro dalam air seni (mikroalbuminuria) dan kenaikan tekanan darah hingga di atas 135/85 mmHg. ''Jika terdapat tiga di antara semua keadaan di atas, maka diagnosis sindrom X atau sindrom metabolik dapat ditegakkan,'' tutur Andry. Kemungkinan timbulnya sindrom X semakin meninggi dalam sebuah populasi ketika penduduknya mulai mengonsumsi secara berlebihan junk foods yang bukan hanya minuman/makaan Barat seperti softdrink, donat, fried chicken, atau hamburger. Tetapi, juga makanan lokal yang dibungkus tepung dan digoreng dengan banyak minyak. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi sindrom X adalah menghindari atau setidaknya membatasi makanan yang manis, asin dan lemak. Demikian pula kebiasaan minum-minuman keras, merokok, minum kopi, mengonsumsi obat berbahaya dan melakukan berbagai kebiasaan lain yang membahayakan kesehatan seperti bergadang, mandi malam, bekerja tanpa istirahat, dan seterusnya. Di samping itu, olahraga atau latihan jasmani harus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan fisik seseorang. Tetapi, tidak menimbulkan kelelahan dan harus bercirikan kontinyu atau berkesinambungan.
Belum ada tanggapan untuk "Kenali Sindrom X untuk Cegah Penyakit Diabetes"
Posting Komentar